Strategi Dalam Konservasi Burung Pada Berbagai Habitat di Kota Pekanbaru

Rabu, 21 Agustus 2024 01:14 WIB

MALANG – Burung merupakan bagian penting dari sistem ekologi yang berperan dalam menjaga kelangsungan siklus kehidupan organisme. Hal ini terlihat dari peran burung dalam rantai makanan dan jaringan kehidupan, yang menghubungkannya dengan elemen sistem ekologi lainnya seperti flora dan insekta. Hal tersebut menjadikan burung, pada lingkungan cukup fundamental karena dapat memengaruhi eksistensi dan distribusi berbagai flora.

Habitat burung bisa meliputi berbagai sistem ekologi baik natural maupun artifisial. Distribusi yang cukup besar  membuat  burung  sebagai  aset  hidup Indonesia.  Selain memiliki peran dalam keselarasan sistem ekologi burung bisa sebagai   parameter   perubahan   lingkungan. Habitat   yang   bervariasi   akan berpengaruh  terhadap  keberagaman  jenis  burung.  Habitat  untuk  satwa  liar lazimnya berperan sebagai area berburu pakan, air, istirahat, dan berkembang biak Tutupan lahan Provinsi Riau beberapa tahun terkahir ini telah mengalami perubahan dari lingkungan berhutan menjadi peruntukan lain.  Perubahan tutupan lahan tersebut didominasi oleh hutan tanaman dan perkebunan yang cenderung homogen.  Kondisi tersebut berdampak pada habitat burung yang terus berkurang. Hal ini diduga akan mempengaruhi keanekaragaman jenis burung.

Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau tengah mengembangkan dan membangun berbagai bidang.  Letak Kota Pekanbaru yang berada di tengah yang dikelilingi oleh beberapa kabupaten.   Kondisi tutupan lahan eksisting wilayah kabupaten tersebut didominasi oleh hutan yang di tanam untuk keperluan industri dan tanaman kelapa sawit yang monokultur/homogen.  Berdasar pada hal tersebut akan mengancam keberadaan kawasan hijau sebagai tempat hidup burung.

Berkurangnya tutupan lahan heterogen yang terjadi di Provinsi Riau dapat menyebabkan perpindahan burung (migrasi lokal).  Kota Pekanbaru yang terletak di tengah provinsi dan masih memiliki berbagai tutupan lahan, akan menjadi tujuan perpindahan burung.  Untuk mengatasi agar keberadaan jenis burung tetap lestari diperlukan upaya strategi konservasi burung pada berbagai habitat di Kota Pekanbaru. Adanya fenomena tersebut membuat Hadinoto, salah satu mahasiswa program studi Doktor Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang menjadikan tema akan strategi konservasi burung yang ada di Pekanbaru dalam penelitiannya.

Menggunakan data yang dikumpulkan dengan cara survey lapangan mulai dari jenis burung, vegetasi dan persepsi masyarakat serta dianlisis menggunakan Analisa SWOT.  Hadinoto mengidentifikasi burung di 6 (enam) tipe habitat di Kota Pekanbaru ditemukan sebanyak 34 famili, 75 jenis dan 2244 ekor. Dari indentifikasi tersebut para burung ini memilih beberpa tempat yang sebagai tempat migrasinya didapatkan  bahwa  persepsi  masyarakat terhadap burung di wilayah perkotaan secara umum “baik” dengan nilai rata-rata 104,03 (83,22%).  Nilai tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki pandangan positif terhadap burung dan pentingnya keberadaan serta peran mereka dalam ekosistem dan budaya manusia.

Hadinoto juga menemukan Indeks keanekaragaman  jenis pohon (H’) sebesar 3,39, indeks kemerataan (E) 0,93, dan indeks kekayaan jenis (R)   8,31. Didapatkan posisi strategi konservasi burung tersebut berada pada kuadran satu, merupakan posisi yang menguntungkan bagi pemerintah yang memiliki banyak kekuatan serta dapat memanfaatkan peluang yang ada dilingkungan eksternal.   Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung keberlanjutan pertumbuhan yang agresif  (growth oriented  strategi).   Beberapa cara yang dilakukan  antara lain pemanfaatan kekuatan internal, eksploitasi peluang pasar, inovasi dalam pemulihan habitat, edukasi kesadaran masyarakat, kolaborasi dan kemitraan.

Mahasiswa yang akrab dipanggil pak Hadi ini berharap penelitiannya ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dosen, mahasiswa, peneliti burung, lembaga penelitian pemerintah dan swasta terutama dalah hal data dan informasi bagi pemerintah dalam rangka mempopulerkan masyarakat cinta burung. Selain itu juga dapat menjadi sebagai salah satu rekomendasi bagi pemerintah dalam menyusun peraturan perundangan dalam konservasi burung.

***) Oleh: Hadinoto, mahasiswa program studi Doktor Ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.

Shared: